Pemaafberarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-'afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah.
Mengetahuicara yang baik dalam mengembangkan sikap dan sifat adil, jujur, sabar, syukur, qana'ah dan pema'af dalam pergaulan sehari-hari. 2. 2. Mengetahui tentang pentingnya menauladani sikap dan sifat yang dimiliki oleh Rasul. 3. 3. Mengetahui pernanan akhlaq dalam kehidupan bermasyarakat. 1.4. Manfaat 1. 1.
contohperilaku sabar, ikhlas, pemaaf AA. Anonim A. 18 Januari 2022 12:32. Pertanyaan. contoh perilaku sabar, ikhlas, pemaaf. Mau dijawab kurang dari 3 menit?
PengertianSifat Pemaaf Sifat pemaaf adalah sifat suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalas. Kita sebagai seorang muslim yang hidup ditengah-tengah masyarakat tentunya kita tidak akan mampu berlaku benar setiap saat. Kadang pasti kita pernah berbuat kesalahan kepada orang lain.
Dalammendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepadaNya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada makhluk.
Vay Tiền Online Chuyển Khoản Ngay. Dalam kehidupan sehari-sehari bisa kita temukan banyak contoh perilaku ikhlas sabar dan pemaaf. Namun kamu mungkin tidak menyadarinya. Di artikel ini akan saya tuliskan 50 contoh perilaku ikhlas, sabar dan pemaaf secara lengkap dalam kehidupan sehari-hari. Silakan kamu baca artikel ini sampai selesai. Pengertian Perilaku Ikhlas, Sabar dan Pemaaf Sebelum membahasnya lebih jauh, kita pahami dulu secara definisi ketiga hal tersebut. 1. Pengertian Perilaku Ikhlas Perilaku ikhlas merujuk pada sikap atau tindakan yang dilakukan dengan niat murni dan tulus, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain. Ikhlas berasal dari kata “ikhlas” dalam bahasa Arab yang berarti murni atau tulus. Dalam Islam, perilaku ikhlas sangat ditekankan sebagai prinsip fundamental dalam melakukan segala sesuatu, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang yang berperilaku ikhlas dianggap sebagai orang yang memiliki niat yang tulus dan bertanggung jawab dalam melakukan tindakan yang baik. Dalam konteks sosial dan psikologi, perilaku ikhlas juga dianggap sebagai salah satu kunci kesuksesan dalam kehidupan, karena seseorang yang berperilaku ikhlas cenderung memiliki motivasi yang kuat dan terus-menerus berusaha melakukan yang terbaik dalam setiap tindakan yang dilakukannya. Secara umum, perilaku ikhlas diartikan sebagai sikap yang tulus dan murni dalam melakukan segala sesuatu tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadi atau imbalan dari orang lain. Hal ini dapat menumbuhkan rasa kepercayaan dari orang lain dan menciptakan lingkungan yang positif di sekitar kita. 2. Pengertian Perilaku Sabar Perilaku sabar merujuk pada kemampuan untuk mengendalikan diri dalam menghadapi situasi yang sulit atau menantang, baik dalam menghadapi situasi yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Sabar dapat diartikan sebagai kemampuan untuk tetap tenang, terkendali, dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah atau cobaan. Dalam Islam, perilaku sabar sangat ditekankan sebagai salah satu prinsip dasar dalam beribadah dan menjalani kehidupan sehari-hari. Sabar juga dianggap sebagai salah satu bentuk keimanan yang kuat karena kemampuan untuk sabar dalam menghadapi cobaan adalah ujian yang diuji Allah SWT terhadap hamba-Nya. 3. Pengertian Perilaku Pemaaf Perilaku pemaaf merujuk pada kemampuan untuk melepaskan kesalahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dan memberikan maaf secara tulus dan ikhlas. Pemaafan dapat diartikan sebagai tindakan untuk menghentikan rasa sakit atau dendam yang dirasakan seseorang dan mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan dengan orang yang telah melakukan kesalahan. Dalam Islam, perilaku pemaaf sangat ditekankan sebagai salah satu prinsip fundamental dalam beribadah dan menjalani kehidupan sehari-hari. Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang memiliki perilaku pemaaf karena pemaafan adalah tindakan yang mulia dan sangat dihargai di dalam Islam. Dalam konteks sosial dan psikologi, perilaku pemaaf juga dianggap sebagai tindakan yang positif karena dapat memperkuat hubungan dan memperbaiki kualitas hidup. Orang yang memiliki perilaku pemaaf cenderung memiliki kepribadian yang baik, menunjukkan sikap yang bijaksana, dan dapat membantu mengurangi konflik dan keretakan dalam hubungan interpersonal. Contoh Perilaku Ikhlas Sabar dan Pemaaf Dalam Kehidupan Sehari-Hari Berikut saya tuliskan beberapa contoh perilaku ikhlas sabar dan pemaaf yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 1. Contoh Perilaku Ikhlas Berikut adalah 20 contoh perilaku ikhlas yang dapat ditunjukkan oleh seseorang Tidak mengharapkan pujian atau pengakuan atas perbuatan baik yang dilakukan. Tidak membandingkan diri dengan orang lain dan merasa puas dengan apa yang dimiliki. Menjadi sukarelawan atau relawan tanpa mengharapkan imbalan materi atau popularitas. Berbagi ilmu atau keahlian dengan orang lain tanpa meminta bayaran atau imbalan lainnya. Bersedia membantu orang lain secara ikhlas dan tulus tanpa memandang agama, suku, atau status sosial mereka. Memberikan pujian atau penghargaan kepada orang lain atas prestasi yang mereka capai. Tidak menghakimi atau menjelek-jelekkan orang lain di belakang mereka. Memberikan dukungan moral atau emosional kepada orang yang membutuhkan. Tidak merasa iri atau dengki terhadap keberhasilan atau prestasi orang lain. Menerima kritik atau saran dari orang lain dengan baik dan berusaha memperbaiki diri. Menghargai waktu dan usaha orang lain yang membantu dirinya. Tidak menuntut balas atas kebaikan yang telah dilakukan kepada orang lain. Bersikap rendah hati dan tidak membanggakan diri. Memberikan maaf kepada orang lain dengan tulus dan ikhlas. Menerima keputusan atau keadaan yang tidak sesuai dengan harapan tanpa merasa kecewa. Bersedia mengalah atau merelakan keuntungan untuk kepentingan orang lain. Tidak mengeluh atau meratapi nasib ketika menghadapi kesulitan atau cobaan dalam hidup. Membantu orang lain tanpa memandang seberapa besar atau kecil bantuan yang diberikan. Memotivasi atau memberikan semangat kepada orang lain untuk meraih tujuannya. Menjadi teladan bagi orang lain dengan perilaku ikhlas dan jujur. 2. Contoh Perilaku Sabar Berikut adalah 15 contoh perilaku sabar yang dapat ditunjukkan oleh seseorang Tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan yang penting. Tidak marah atau merespon dengan emosi yang negatif ketika menghadapi situasi yang sulit. Menunggu dengan sabar tanpa merasa bosan atau tidak sabar ketika menghadapi antrian yang panjang atau menunggu orang lain. Bersedia mendengarkan pendapat atau sudut pandang orang lain dengan sabar tanpa mengganggu atau memotong pembicaraan. Tidak mudah putus asa ketika menghadapi masalah atau tantangan yang sulit. Memahami dan menerima bahwa tidak semua hal dapat terjadi sesuai dengan keinginan dan harapan. Tidak memaksakan kehendak atau tuntutan pada orang lain. Tidak merasa terlalu stres atau khawatir ketika menghadapi deadline atau tugas yang menumpuk. Tidak mengeluh atau menggerutu ketika menghadapi kesulitan atau tantangan dalam hidup. Tidak terpengaruh atau merasa terganggu oleh orang lain yang berperilaku tidak sopan atau mengganggu. Bersikap tenang dan sabar ketika mendidik atau mengasuh anak-anak. Mengendalikan emosi dan reaksi diri ketika berbicara dengan orang lain, terutama ketika ada perbedaan pendapat. Bersabar dalam memperoleh hasil atau kesuksesan yang diinginkan, tanpa mengambil jalan pintas atau menyepelekan proses. Tidak melupakan tujuan atau cita-cita meskipun mengalami rintangan atau hambatan dalam mencapainya. Menjaga ketenangan dan keseimbangan emosional dalam menghadapi situasi yang menegangkan atau stres. 3. Contoh Perilaku Pemaaf Berikut adalah 15 contoh perilaku pemaaf yang dapat ditunjukkan oleh seseorang Tidak menyimpan dendam atau kebencian terhadap orang yang pernah menyakiti atau melukai hati. Memberikan maaf secara tulus dan ikhlas tanpa memandang seberapa besar kesalahan yang dilakukan orang lain. Menghindari berbicara buruk atau memfitnah orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya. Tidak memaksakan diri untuk memaafkan ketika masih merasa kesal atau terluka. Membuka diri untuk memahami alasan atau latar belakang perilaku orang yang pernah menyakiti dirinya. Menyadari bahwa memaafkan dapat membantu diri sendiri untuk melepaskan beban emosional dan mental yang berat. Tidak membalas dendam atau melakukan tindakan negatif sebagai balasan atas kesalahan yang dilakukan orang lain. Bersedia memberikan kesempatan kedua atau kesempatan lain kepada orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya. Menerima permintaan maaf orang lain dengan tulus dan ikhlas. Tidak terus-menerus mengingat kesalahan atau kekurangan orang lain, melainkan fokus pada sisi positif dari diri mereka. Mengajarkan atau memotivasi orang lain untuk memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan pada mereka. Tidak memperlihatkan rasa sakit atau kesal pada orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya setelah memberikan maaf. Menjaga hubungan baik dan tidak memutuskan kontak atau hubungan dengan orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya setelah memberikan maaf. Membangun rasa saling percaya kembali dengan orang yang pernah melakukan kesalahan pada dirinya setelah memberikan maaf. Menjadi contoh atau teladan bagi orang lain dengan perilaku pemaaf dan menginspirasi orang lain untuk juga berperilaku pemaaf. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf adalah sifat-sifat yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Ikhlas adalah sikap murni dan tulus dalam melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan atau pujian. Sabar adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam menghadapi situasi yang sulit atau menantang. Sedangkan pemaaf adalah kemampuan untuk melepaskan kesalahan atau kesalahan yang dilakukan orang lain dan memberikan maaf secara tulus dan ikhlas. Ketiga perilaku ini sangat penting untuk membentuk hubungan yang baik dengan orang lain dan menciptakan lingkungan yang positif di sekitar kita. Dengan perilaku ikhlas, seseorang dapat memperoleh keberkahan dan kebahagiaan dalam hidupnya, sementara perilaku sabar dapat membantu menghindari emosi negatif dan memperkuat kepercayaan diri. Dan perilaku pemaaf dapat membangun kepercayaan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu berusaha untuk menunjukkan perilaku yang ikhlas, sabar, dan pemaaf dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik dan membantu diri sendiri dan orang lain untuk menjadi lebih bahagia dan sukses dalam hidupnya.
Pengertian Ikhlas Yang Benar,Tagtentang ikhlas, tentang ikhlas dan sabar, tentang ikhlas melepaskan, tentang ikhlas yang tidak pernah sempurna, tentang ikhlas adi hidayat, tentang ikhlas dalam islam, ikhlas tentang jodoh, ceramah tentang ikhlas dan sabar, ceramah tentang ikhlas menerima takdir, ceramah tentang ikhlas sabar dan pemaaf,definisi ikhlas, definisi ikhlas gus baha, definisi ikhlas melepaskan seseorang,tingkatan ikhlas, tingkatan ikhlas gus baha, tingkatan ikhlas seseorang, tingkatan ikhlas dengan urut, tingkatan ikhlas dengan urut adalah, ikhlas tingkatan 1,Ikhlas TentangIkhlas SinarDoa DoaBarokah BarokahDoa DoaGuru GuruDoa PetualangDoa AbahGuru
Ikhlas artinya perbuatan yang kita lakukan semata-mata karena Allah, tidak ingin dipuji orang lain. Sabar adalah perilaku menahan atau mengendalikan segala emosi. Jika tak terkendali, emosi dapat menjerumuskan ke dalam kesengsaraan. Pemaaf artinya memberi maaf kepada orang yang telah menyakiti atau menzalimi. Ikhlas, sabar, dan pemaaf merupakan perilaku terpuji yang harus bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Niat niat yang ikhlas akan mengantarkan ke perbuatan yang ikhlas pula. Dengan ikhlas, hati kita menjadi tenteram, tidak ada beban yang memberatkan. Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian Istiqamah dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna. A. Membaca an-Nisa/4 146 إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿ ١٤٦ LafalArtiLafalArti إِلَّا الَّذِينَkecuali orang-orangفَأُولَٰئِكَmaka mereka تَابُواyang bertobatمَعَ الْمُؤْمِنِينَbersama orang yang beriman وَأَصْلَحُواyang memperbaiki diriوَسَوْفَdi atas وَاعْتَصَمُواberpegang teguhيُؤْتِ اللَّهُAllah akan memberikan بِاللَّهِagama Allah عَظِيمًاpahala yang besar وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْdengan tulus dalam beragama Artinya “Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada agama Allah dan tulus ikhlas mengerjakan agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. an-Nisa/4 146 Kandungan an-Nisa/4 146 menjelaskan tentang keikhlasan amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal. Perhatikan firman Allah Swt. berikut. وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ ﴿ ٥ Artinya “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan ¡alat dan menμnaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” al-Bayyinah/98 5 Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan an-Nisa/4 146 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak di pamerkan kepada orang lain; Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah Swt.; Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain; Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku; Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil; Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain. B. Membaca al-Baqarah/2 153 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿ ١٥٣ LafalArtiLafalArti يَا أَيُّهَا الَّذِينَwahai orang-orangبِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِdengan sabar dan salat آمَنُواorang yang berimanإِنَّ اللَّهَsesungguhnya Allah Swt. اسْتَعِينُواmohonlah pertolonganمَعَ الصَّابِرِينَ&beserta orang-orang yang sabar Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." al-Baqarah/2 153 Kandungan al-Baqarah/2153 menjelaskan orang-orang yang sabar. Sesungguhnya Allah Swt. beserta orang-orang yang sabar. Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam berbuat baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan. “Sabar adalah bagian dari iman,sebagaimana kepala bagian dari tubuh". Sabar bisa diartikan tabah, tahan menderita, ulet, tekun, dan tidak mudah putus asa. Sabar juga bisa berarti menahan, maksudnya adalah menahan diri dari kesusahan yang menimpanya, menahan lisan atau anggota badan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, serta menahan rasa malas untuk berbuat baik. Sabar itu ada beberapa macam, antara lain sabar menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi kemaksiatan atau meninggalkan larangan Allah Swt., menerima dan menghadapi musibah, menμntut ilmu pengetahuan, serta sabar dalam bekerja dan berkarya. Perilaku sabar sebagai penghayatan dan pengamalan al-Baqarah/2 153 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut. Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt., seperti 1 Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah; 2 Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran; 3 Saat orang tua memanggil, segera menghadap dan menemui agar tidak mengecewakannya. Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan Allah Swt., seperti 1 Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari teman-teman yang bersekongkol untuk membolos; 2 Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi teman-teman yang mengajaknya; 3 Tidak cepat marah dan main hakim sendiri. Sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, seperti 1 Ketika terkena musibah sakit tidak mengeluh dan tidak putus asa untuk berusaha mencari obatnya; 2 Ketika terkena musibah tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah dan orang lain. C. Membaca Ali-Imran/3 134 الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ﴿ ١٣٤ LafalArtiLafalArti الَّذِينَorang-orangالْغَيْظَamarah نْفِقُونَyang menafkahkan hartaوَالْعَافِينَdan orang yang memaafkan فِي السَّرَّاءِdi waktu lapangعَنِ النَّاسِatas manusia وَالضَّرَّاءِ dan di waktu sempitوَاللَّهُdan Allah Swt. وَالْكَاظِمِينَdan orang yang menahanيُحِبُّ الْمُحْسِنِينَmencintai orang yang berbuat baik Artinya “yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ²li-Imran/3 134 Kandungan Ali-Imran/3134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa, yaitu selalu memaafkan orang lain. Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya “Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah saw. bersabda “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu. Baihaqi Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-afw yang juga memiliki arti bertambah berlebih, penghapusan, ampun, atau anugerah. Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan Ali-Imran/3 134 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta maaf; Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat; Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada orang lain.
A. IKHLAS Ikhlas secara bahasa artinya memurnikan sesuatu dan membersihkannya dari berbagai macam campuran. Ikhlas menurut istilah adalah seseorang beribadah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya, takut terhadap siksa-Nya dan ingin mencari ridha-Nya. Dengan ikhlas, seorang hamba mensucikan niat dari seluruh mencari perhatian makhluk dan pujian mereka dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Ada yang tahu ataupun tidak, orang yang ikhlas tetap dengan sungguh-sungguh beribadah dan taat kepada Allah. Tidak perlu orang lain tahu terhadap apa yang sudah kita kerjakan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Allah berfirman dalam QS An Nissa ayat 146 kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada agama Allah dan tulus ikhlas mengerjakan agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. Dalam surat Annisa Ayat 146 di atas, Allah akan memberi pahala yang besar ajron aziima kepada orang-orang beriman mukminin. Siapa yang termasuk orang beriman? Menurut Allah yang akan bersama orang beriman yang melakukan empat hal berikut yaitu a. Orang-orang yang taubat Tabuu b. Orang-orang yang mengadakan perbaikan aslahu c. Orang-orang yang berpegang pada agama Allah i’tashomu billah d. Orang-orang yang ikhlas dalam beragama islam karena Allah akhlasu diinahum lillah Maka orang-orang yang melakukan empat hal tersebut akan bersama orang beriman dan diberi pahala yang besar ajron aziima. Jadi langkah pertama untuk mendapat pahala yang besar adalah dengan bertaubat. Taubat berarti sadar dan tidak melakukan kesalahan lagi. Kemudian tidak hanya taubat tapi ia juga terus memperbaiki dirinya dengan meningkatkan amal ibadah dan amal soleh setiap hari. Setelah itu tetap konsisten berpegang teguh kepada ajaran Islam meski banyak cobaan dan godaan yang menghampiri. Kemudian langkah terakhir dan menyempurnakan semua langkah adalah ikhlas. Tentu saja ikhlas dalam menjalankan ajaran agama Islam hanya karena Allah. Akan sia-sia semua yang telah dilakukan apabila tidak disempurnakan dengan sikap ikhlas dalam beribadah. Ikhlas menjadi hal yang menentukan seorang beriman mendapat pahala yang besar. Tanpa ikhlas, pahala yang besar sangat sulit untuk di raih. Jadi dalam hidup di dunia ini, harus mementingkan ikhlas dalam setiap gerak nafas kita. Tidak akan ada artinya taubat, berbuat baik dan berpegang teguh pada agama Allah tanpa disertai dengan ikhlas. Bahkan akan mendapat siksa Allah jika amal ibadah tidak disertai keikhlasan. Perumpamaan orang yang ikhlas seperti akar dalam sebatang pohon. Akar terletak di dalam tanah dan tidak dapat dilihat. Akar terus bekerja mencari sari-sari makanan untuk disalurkan ke batang, dahan, ranting dan daun. Hingga akhirnya berkat usaha akar, pohon tersebut dapat berbunga dan berbuah. Bunga dan buah inilah yang dimanfaatkan manusia. Banyak yang senang dan memuji pohon tersebut karena keindahan bunga dan buahnya. Padahal dibalik itu semua, ada akar yang bekerja terus menerus agar mendapat sari makanan untuk semakin memperindah bunga dan memperbanyak buah. Akar tidak pernah dipuji, bahkan peranan akar tertutup dan dilupakan oleh adanya bunga dan buah. Namun akar tetap bekerja sesuai dengan amanah yang sudah Allah berikan kepadanya yaitu mencari air dan sari-sari makanan. Tidak dilihat, tidak dipuji bahkan dilupakan, akar tetap taat kepada tugas pokoknya. Allah Berfirman dalam QS Al Bayinah ayat 5 sebagai berikut Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. Ikhlas adalah dasar dari kesuksesan di dunia dan akhirat. Ikhlas ibarat pondasi dan amal adalah bangunannya. Ikhlas ibarat ruh sedangkan amal adalah jasadnya. Ikhlas bagi amal ibarat pondasi bagi sebuah rumah atau ibarat ruh bagi sebuah jasad. Sebuah rumah tidak akan dapat berdiri kokoh tanpa pondasi, demikian juga jasad tidak akan dapat hidup tanpa ruh. Oleh karena itu, amal shalih yang kosong dari keikhlasan akan menjadikannya mati, tidak bernilai serta tidak menghasilkan apapun. Ikhlas tempatnya di hati. Saat hati seseorang menjadi baik dengan ikhlas, maka anggota badan yang lain ikut menjadi baik. Sebaliknya, jika hatinya rusak, misalnya oleh riya’, mengharapkan dunia dalam amalnya, ujub bangga diri, maka akan rusaklah seluruh jasadnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . “Apabila hati menjadi baik, maka akan baik pula seluruh jasadnya, dan apabila hati menjadi rusak, maka akan rusak seluruh jasadnya.” HR. Bukhari-Muslim Buah yang dihasilkan dari keikhlasan sungguh banyak, seorang yang ikhlas dalam mengucapkan Laailaahaillallah, maka Allah akan mengharamkan neraka baginya. Seorang yang mengikuti ucapan muazin dengan ikhlas, maka Allah akan memasukkannya ke surga. Seorang yang menuntut ilmu agama dengan ikhlas, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Seorang yang ikhlas menjalankan puasa, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Bahkan perbuatan mubah akan menjadi berpahala dengan keikhlasan. Sebaliknya, jika amal ibadah dikerjakan atas dasar niat yang tidak ikhlas, bukan mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan siksa. Berikut ini diuraikan contoh amal ibadah yang kurang ikhlas a. Seseorang menambahkan lagi ketaatannya ketika dipuji, atau mengurangi bahkan meninggalkan ketaatan ketika dicela. b. Seseorang beramal shalih dan berakhlak mulia agar dicintai orang-orang, diperlakukan secara baik dan mendapat tempat di hati mereka. Jika hal itu tidak tercapai, ia pun berat sekali melakukannya. c. Seseorang bersedekah karena ingin dilihat orang, jika tidak ada yang melihatnya, ia tidak mau bersedekah. d. Tersinggung karena yang ditolong tidak berterima kasih, maka pertolongan kita itu tidak ikhlas karena tidak wajar, tidaklah wajar mengharap orang mengucapkan terima kasih karena kita telah menolongnya. Simak Juga video berikut B. SABAR Sabar menurut bahasa berarti menahan dan mencegah atau al-habsu wal kaffu. Menurut Istilah, sabar adalah menahan diri untuk melakukan keinginan dan meninggalkan larangan Allah swt. Sabar juga berarti sikap tegar dan kukuh dalam menjalankan ajaran Islam ketika muncul dorongan nafsu, ketegaran yang dibangun diatas landasan Al-Qur’an dan As-sunnah. Allah telah memuji orang-orang yang bersabar dan menyebutkan mereka dalam firman-Nya di Surat Az Zumar ayat 10 Katakanlah "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Orang yang memiliki sifat sabar adalah mereka yang kesabarannya demi Allah dan karena Allah. Seluruh cobaan yang menimpanya tidak akan melemahkannya, namun ia tetap kuat menghadapinya. Mengapa sabar sulit diterapkan? Kita akan sulit memiliki sifat sabar jika segala sesuatu yang terjadi karena orang lain atau makhluk lain. Padahal segala yang terjadi di dunia ini semua merupakan kehendak Allah SWT. Apabila semua hal yang terjadi dan menimpa kita yakini kehendak Allah SWT, maka kesabaran kita akan meningkat. Sabar menjadi salah satu kunci pembuka pertolongan Allah disamping Shalat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 153 Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Sabar dan shalat harus dijadikan penolong untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Orang sabar akan selalu dibimbing oleh Allah SWT karena Allah beserta orang-orang yang sabar. Apakah sabar ada batasnya? Sabar tidak ada batasnya. Jika sudah merasa sabar namun ujian belum berhenti juga, maka kita harus semakin meningkatkan kesabaran kita. Bila kesabaran terus kita tingkatkan, maka pahala juga akan terus mengalir untuk diri kita. Sabar bukanlah pasrah dan menyerah pada keadaan yang ada. Sabar terwujud dari kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh pada ketetapan Allah. Karena apapun yang menimpa kita merupakan ketentuan Allah. Sambil terus berusaha dan berdo’a untuk memperbaiki kondisi yang ada. Macam-macam Sabar 1. Sabar dalam menerima ujian hidup dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 2. Sabar dalam keinginan hawa nafsu Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi. 3. Sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia yang patut disembah? C. PEMAAF Maaf dalam bahasa arab diterjemahkan dengan kata al afwu. Al Afwu secara bahasa artinya terhapus atau menghapus. Orangnya disebut pemaaf dan perbuatannya memaafkan. Pemaaf adalah sikap dan perilaku yang suka memberi maaf atas kesalahan yang dibuat orang lain dan tidak memendam dan mendendam rasa atas kesalahan orang lain. Memaafkan mengandung pengertian menghapus luka atau bekas-bekas luka yang terdapat dalam hati. Hati yang sempat sakit karena perbuatan seseorang yang tidak menyenangkan dan berbuat kesalahan terhadap kita. Dengan memaafkan kesalahan orang lain berarti berhubungan antara mereka yang bermasalah kembali baik dan harmonis karena luka yang ada di dalam hati mereka, terutama yang memaafkan, telah sembuh. Seorang muslim harus memiliki sikap pemaaf karena sikap pemaaf menguntungkan. Sikap pemaaf dapat membuat hati lapang dan tidak dendam terhadap orang yang berbuat salah kepadanya, sehingga jiwanya menjadi tenang dan tentram. Apabila tidak memiliki sikap pemaaf, tentu akan menjadi orang pendendam. Dendam yang tidak terbalas menjadi beban bagi dirinya. Ini penyakit berbahaya karena selalu membawa kegelisahan. Allah SWT berfirman dalam QS Al Araf ayat 199 "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang baik, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." Sikap pemaaf bahkan jauh lebih baik dari sedekah yang diberikan dengan diiringi oleh ucapan atau sikap yang menyakitkan bagi orang yang menerimanya. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 263 "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakikan perasaan si penerima. Allah Mahakaya lagi Maha Penyatun." Seorang Muslim bukan hanya dituntut memberikan maaf. Ia juga diperintahkan berbuat baik kepada yang pernah berbuat salah kepadanya. Mereka yang mampu berbuat demikian mendapat kedudukan tinggi, pujian dan pahala yang baik dari Allah SWT sebagaimana Firman-Nya "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas tanggungan Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." Suka memberi maaf kepada orang yang berbuat salah merupakan ciri orang bertakwa. Orang yang demikian akan memaafkan orang yang berbuat salah kepadanya, meskipun yang bersalah tidak pernah minta maaf kepadanya. Allah berfirman Dalam surat Ali imran ayat 133-134 "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang orang yang menahan amarahnya dan memmaafkan kesalahan orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan," Sikap pemaaf perlu melekat pada diri kita dan menjadikan akhlak karimahnya sebagai buah iman, takwa dan ibadahnya kepada Allah. Dengan sikap pemaaf, kita akan di cintai Allah dan disenangi manusia. Orang yang dicintai dan disenangi Allah adalah orang sudah mendapat keridhaan Allah. D. MENERAPKAN IKHLAS, SABAR DAN PEMAAF 1. Menerapkan Sikap Ikhlas Bagaimana mempraktekkan ikhlas itu dalam kehidupan sehari-hari? Ikhlas sangat penting dan tidak ikhlas sangat berbahaya. Ikhlas menjamin berjalannya kehidupan, tidak ikhlas akan menghancurkan kehidupan. Keikhlasan akan menghasilkan kemajuan, persaudaraan, loyalitas, kedamaian, dan produktivitas tinggi. seseorang masuk surga bukanlah karena banyaknya perbuatan kebaikan yang dilakukan pada saat dia hidup di dunia, melainkan bagaimana seseorang selalu menghadap kepada Allah dengan kebersihan dan keikhlasan hati. Keikhlasan dalam arti memenuhi perintah Allah tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadi atau balasan apa pun. Seseorang yang ikhlas akan menghadap kepada Allah dengan hatinya dan hanya ingin mendapatkan ridha-Nya atas setiap perbuatan, langkah, kata-kata, dan doanya. Jadi, ia benar-benar yakin kepada Allah dan hanya mencari kebajikan semata. Pujian seseorang terhadap kita tidaklah bermanfaat apa-apa, demikian juga celaannya tidaklah berbahaya, yang bermanfaat adalah pujian Allah SWT dan yang berbahaya adalah celaan Allah SWT. Cara meningkatkan keikhlasan a. Mengetahui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala Maha Mendengar dan Melihat serta mengetahui apa saja yang kita sembunyikan dan kita tampakkan. b. Meyakini bahwa pahala hanya milik Allah, selain-Nya tidak memiliki pahala. c. Mengetahui bahwa dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding akhirat. Amal yang didasari motivasi mencari pujian dan sanjungan manusia atau mengharapkan imbalan dari mereka merupakan amalan tercela meskipun terlihat secara fisik sebagai amal shalih. Namun demikian, tidaklah mengurangi keikhlasan jika ternyata ada orang lain yang memuji amalnya, asalkan niatnya tetap ikhlas karena Allah. 2. Menerapkan Sikap Sabar Dalam kehidupan manusia selalu ada cobaan atau ujian. Cobaan atau ujian bisa berupa hal-hal yang tidak menyenangkan hati seperti kesusahan, sakit, bangkrut, kemelaratan dan lain-lain. Cobaan atau ujian juga bisa berupa hal-hal yang menyenangkan hati seperti kesuksesan, harta berlimpah, kesehatan, jabatan yang tinggi dan lain-lain. Cobaan atau ujian bisa menjadi musibah atau nikmat . Dikatakan musibah apabila segala sesuatu yang menimpa kita menjauhkan diri dari Allah SWT. Namun sebaliknya dikatakan nikmat apabila segala sesuatu yang terjadi pada diri kita semakin mendekatkan diri pada Allah SWT. Ketika ada cobaan datang kemudian disikapi dengan perasaan frustasi bahkan berburuk sangka pada Allah SWT, maka itulah musibah. Namun ketika ada cobaan lalu kita berbaik sangka pada Allah SWT, taubat dan memperbaiki diri maka itulah nikmat. Bagaimana cara meningkatkan kesabaran? 1. Berbaik sangka pada Allah SWT Kita harus berbaik sangka pada Allah SWt karena ujian berupa kesulitan dan kesenangan di dunia ini merupakan hal yang biasa selalu datang silih berganti. Jadi tidak perlu buruk sangka pada Allah bila kita menghadapi kesulitan hidup. 2. Mengenal dari balasan dan pahala sabar. Sabar akan mendapat pahala yang besar dan tak terbatas. 3. Mengambil hikmah dari setiap kejadian Setiap kejadian yang menimpa kita pasti merupakan yang terbaik dari Allah. Hendaknya selalu mengadakan evaluasi dan instrospeksi diri kemudian ambil hikmah dari setiap kejadian. 4. Terus berusaha dan berdoa Yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya jika kita ikhtiar dan jangan lupa memohon pertolongan Allah. 5. Niatkan kesuksesan untuk mendekatkan diri pada Allah Jika masalah sudah berlalu, maka niatkan untuk semakin meningkatkan ibadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada Allah. 3. Menerapkan Sikap Pemaaf Sikap pemaaf harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena pemaaf merupakan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hinaan dan fitnah kepada nabi Muhammad SAW dari kaum kafir tidak membuat dendam, atau sakit hati. Justru Nabi Muhammad SAW memafkan bahkan mendoakan mereka yang menghina dan memfitnah. Adapun cara menerapkan sikap pemaaf antara lain a. Berprasangka baik kepada orang yang memusuhi kita. b. Mendoakan mereka yang telah berbuat salah agar mendapat petunjuk Allah SWT. c. Berlapang dada menghadapi masalah apapun. d. Yakin bahwa Allah Maha memberi balasan, Siapa yang berbuat baik akan dibalas kebaikannya dan siapa yang berbuat buruk juga akan dibalas keburukannya oleh Allah SWT. Materi Lebih lengkap ada di pdf berikut
Salah satu sifat mahmudah adalah sifat pemaaf dan lawan daripada sifat ini adalah sifat pemarah dan pendendam. Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-afw yang juga memiliki arti bertambah berlebih, penghapusan, ampun, atau anugerah. Pemaaf adalah sifat luhur yang perlu ada pada diri setiap muslim. Ada beberapa ayat al-Quran dan hadis yang menekankan keutamaan bersifat itu yang juga disebut sebagai sifat orang yang hampir di sisi Allah SWT. الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ “yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” QS. Ali-Imran134 Kandungan QS. Ali-Imran134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa, yaitu selalu memaafkan orang lain. Rasulullah Saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya “Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah Saw. bersabda “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu“. Baihaqi Setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Kesalahan dan kekhilafan adalah fitrah yang melekat pada diri manusia. Rasulullah Saw. bersabda “Setiap manusia pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera bertobat kepada Allah Swt.”. Ini berarti bahwa manusia yang baik bukan orang yang tidak pernah berbuat salah, karena itu mustahil, kecuali Rasulullah Saw. yang ma’sum senantiasa dalam bimbingan Allah Swt.. Akan tetapi, manusia yang baik adalah manusia yang menyadari kesalahannya dan segera bertobat kepadaNya. Orang yang mulia adalah orang yang suka memafkan. Dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda Musa bin Imran berkata "Wahai Tuhanku diantara hamba-hamba-Mu, siapakah orang yang paling mulia dalam pandangan-Mu ? "Allah Azza Wajalla menjawab, “ Orang yang memaafkan walaupun ia mampu membalas. “ HR. Baihaqi Apabila seseorang itu memiliki sifat pemaaf sebenarnya itu adalah tanda hatinya bersih dan tenang. Sebenarnya bukanlah mudah untuk menjadi seorang pemaaf. Sikap negatif yang menjadi lawannya yaitu pemarah sentiasa berusaha menidakkan wujudnya sifat pemaaf dalam seseorang. Pertembungan dua unsur ini mewujudkan satu mekanisme yang saling ingin menguasai diri seseorang. Iman dan takwa menjadi pengemudi melahirkan sifat pemaaf, manakala syaitan pula mengambil tempat mendidik sifat pemarah. Hakikatnya, syaitan sentiasa menggunakan kelemahan manusia untuk digoda dari pelbagai penjuru agar timbul sifat haiwaniah dalam diri manusia. Memang tepat sifat pemaaf itu bukanlah satu perbuatan mudah dilakukan. Firman Allah Swt yang bermaksud وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya perbuatan yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan..” QS. asy-Syura 43.
jelaskan pengertian ikhlas sabar dan pemaaf